Jumat, 07 November 2014

LATIHAN KEJIWAAN SUBUD




Latihan kejiwaan adalah dasar Subud. Latihan kejiwaan Subud bangkit dengan sendirinya setelah diterima kontak dengan Kekuasaan Tuhan melalui seseorang yang telah menerima latihan dan mantap dalam berlatih. Oleh karena itu, maka latihan kejiwaan Subud sama sekali tidak dapat diajarkan atau ditiru. Sifatnya niscaya berbeda-beda menurut kebutuhan pelatih masing-masing,. Latihan Subud bangkit atas kehendak Tuhan semata-mata, bukan atas kehendak atau perbuatan seseorang, ataupun atas pemanfaatan hati dan akal pikiran manusia. Walaupun demikian, oleh sebab latihan itu hanya berlangsung selama si pelatih rela menerimanya, maka pelatih mempunyai wewenang tiap saat untuk menyudahinya proses latihan begitu saja.

Pembantu Pelatih, sebagai petugas yang berwenang menyampaikan kontak, tidak melakukan apa-apa untuk membantu orang untuk menerima kontak itu. Pembantu Pelatih hanya menyerah dan menerima latihannya sendiri sambil menyertai latihan orang yang datang untuk menerima kontak Subud itu. Dengan sendirinya terbangkitlah proses yang sama di dalam diri pelatih baru dan, mulai saat itu, proses itu akan berjalan terus. Setelah diambil keputusan awal untuk menerima kontak, dan setelah kontak diterima melalui Pembantu Pelatih, maka pelatih tidak membutuhkan lagi campur tangan hati, akal-pikiran, atau kehendak pribadinya. Yang dibutuhkan, baik dalam latihan awal maupun dalam latihan-latihan selanjutnya, ialah kesediaan menyerahkan kehendak pribadinya kepada kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Latihan kejiwaan Subud dilakukan dua kali seminggu dalam kelompok, dihadiri Pembantu Pelatih. Pria dan wanita berlatih secara terpisah. Pembantu Pelatih bertugas mengatur tempo latihan (setengah jam). Tamat beberapa bulan melakukan latihan, maka seorang anggota baru biasanya akan siap untuk melakukan satu latihan tambahan tiap minggu seorang diri selama setengah jam. Bagaimanapun juga para anggota dianjurkan dengan amat sangat agar tidak melibihi takaran latihan tiga kali seminggu, masing-masing setengah jam.

Pengalaman anggota di dalam latihan beragam-ragam. Latihan tiap orang bersifat khas, dan ciri latihannya senantiasa berubah-ubah. Pada tingkat awal, yang menonjol lazimnya suara dan gerak-gerik jasmani. Perwujudan seperti itu merupakan manifestasi lahir yang normal terhadap jamahan kekuasaan Tuhan. Hal itu mirip cara alat-alat musik tertentu berbunyi dan bergetar jika disentuh oleh tangan manusia. Tetapi seringkali sifat lahiriah yang keras seperti itu akan mereda sedemikian rupa sehingga makin lama makin lembut dan mendalam.

Latihan kejiwaan Subud merupakan kebaktian sejati kepada Tuhan melalui penyerahan kita kepada kehendak-Nya, dan faal latihan adalah proses pembersihan dan perkembangan batin. Banyak unsur di dalam diri kita yang kotor, baik yang ternoda oleh kesalahan turun-menurun maupun yang ternoda oleh kesalahan kita pribadi. Banyak hal yang masih perlu diperbaiki, dan latihan kejiwaan Subud dapat memperbaikinya dengan cara yang di luar kemampuan kita sendiri. Hanya kekuasaan Tuhan yang dapat merasuk sampai lubuk jiwa, tempat perbaikan diri perlu dikerjakan. Hanya Tuhan yang tahu apa yang kita butuhkan. Tidak ada ajaran, tiruan, atau disiplin lahiriah yang dapat memperbaiki kerusakan di dalam diri kita. Itulah karenanya, maka di dalam Subud tidak ada manusia yang mengajar sesama manusianya. Hanya Tuhan sendirilah yang bertindak sebagai guru.